Aku
memperhatikan sosoknya dari belakang. Tubuhnya yang putih tegap berdiri
menjulang didekat pintu masuk. Tiba-tiba, dia membalikkan badannya, dan
tampaklah wajahnya yang mendekati sempurna seperti pahatan. Aku terpaku menatap
hidungnya yang tajam, alis yang tebal, serta bibirnya yang membentuk
lengkungan senyum. Sangat manis! Matanya yang hitam tegas menatapku tepat
di kedua bola mata, membuat mataku tidak dapat melihat yang lain. Lalu dia
membuka mulutnya dan mengucapkan kata sapaan singkat namun dengan suara yang
halus. “Hai”. Kemudian, saat itu juga aku merasa detak jantungku berdegup
dengan kencang, dan dunia berhenti detik itu juga.