Selasa, 13 Desember 2016

Dia


            Aku memperhatikan sosoknya dari belakang. Tubuhnya yang putih tegap berdiri menjulang didekat pintu masuk. Tiba-tiba, dia membalikkan badannya, dan tampaklah wajahnya yang mendekati sempurna seperti pahatan. Aku terpaku menatap hidungnya yang tajam, alis yang tebal, serta bibirnya yang membentuk lengkungan senyum. Sangat manis! Matanya yang hitam tegas menatapku tepat di kedua bola mata, membuat mataku tidak dapat melihat yang lain. Lalu dia membuka mulutnya dan mengucapkan kata sapaan singkat namun dengan suara yang halus. “Hai”. Kemudian, saat itu juga aku merasa detak jantungku berdegup dengan kencang, dan dunia berhenti detik itu juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar