Novel
Jingga untuk Matahari merupakan novel
teenlit karangan Esti Kinasih yang bercerita tentang
tokoh bernama Matahari Senja dan Jingga Matahari yang dipertemukan di SMA
Airlangga. Novel pertamanya berjudul Jingga
dan Senja (2010) menjadi awal sebab munculnya konflik, dimana Matahari
Senja yang biasa dipanggil Ari mencari saudara kembarnya yang terpisah sejak
kecil bernama Matahari Jingga atau Ata. Munculnya anak baru bernama Jingga
Matahari atau yang biasa dipanggil Tari, menjadi sebuah petunjuk dan angin
segar bagi Ari untuk menemukan saudara kembarnya.
Terbitnya
Jingga untuk Matahari (2017) merupakan kelanjutan dari novel sebelumnya,
yaitu Jingga dalam Elegi (2011) yang banyak
membuat pembaca sekaligus penggemar tokoh sang Matahari menjadi kalang kabut,
pasalnya novel tersebut dirilis lebih awal dengan sistem Pre-Order, dan sudah dinanti-nantikan oleh penggemarnya selama
hampir 6 tahun. Kemunculan yang terasa mendadak, membuat pembaca bimbang dan
bertanya-tanya, bagaimanakah akhir dari cerita Jingga Untuk Matahari?
Peluncuran
novel Jingga untuk Matahari (18/12/2016)
diadakan lebih awal di Gramedia Palmerah. Peluncuran tersebut mengusung tema yang sangat unik,
yaitu upacara bendera. Selayaknya upacara sekolah, penggemar yang akan
menghadiri acara tersebut diharapakan untuk memakai seragam SMA dan akan
mendapatkan hadiah menarik. Menyesuaikan dengan penggemar yang akan datang,
pihak Gramedia pun ikut memakai seragam SMA dan menjadi petugas jalannya
upacara. Peluncuran novel tersebut diwanti-wanti oleh pihak Gramedia untuk
datang pagi, dikarenakan hanya menyediakan bagi penggemar yang sudah melakukan
sistem Pre-Order pada tahun 2011 dan
500 eksemplar bagi penggemar yang datang lebih awal.
|
Sumber: Gramedia Pustaka Utama
Teriknya
matahari, tidak menyurutkan penggemar untuk antri dan bersiap mengikuti
upacara, bahkan demi totalitas dan menghidupkan suasana SMA, petugas upacara
melakukan briefing dan latihan lebih
pagi guna memperlancar acara. Tak
tanggung-tanggung, pihak Gramedia juga menyediakan kantin yang dapat dinikmati
secara gratis untuk penggemar buku Esti Kinasih. Uniknya lagi, upacara yang
diadakan memarodikan tokoh-tokoh novel yang ada di buku Esti Kinasih, kehebohan
demi kehebohan pasca upacara terus berlanjut tak kala tokoh utama dari Ari dan
Tari datang terlambat, dan Bu Ida selaku guru yang berjaga di upacara marah
besar sehingga upacara menjadi terfokus pada Ari dan Tari. Estikinatic (sebutan
penggemar Esti Kinasih) dan Jingga Matahari Senja atau JMS (sebutan untuk
penggemar tetralogi Jingga dan Senja)
yang melihat kejadian tersebut langsung terhibur dan segera mengabadikan
momen yang terjadi, sebagaimana kejadian
tersebut merupakan flashback dari
cerita awal Jingga dan Senja, dimana Ari datang
terlambat saat upacara dan bertemu dengan Tari. Keriuhan semakin menjadi
ketika kepala sekolah berhasil melerai pertengkaran tersebut, dan munculnya Esti Kinasih ke podium.
“Terima
kasih untuk semuanya yang udah datang pagi-pagi ya, saya mengikuti launching dari dalam sini, bercucuran
airmata tadi melihat Ari dan Tari,” tutur Esti yang segera disambut dengan
candaan oleh tokoh parodi Ari dan Tari.
|
|
Sumber: Gramedia Pustaka Utama
Kedatangan
Esti Kinasih menjadi resmi dibukanya peluncuran novel Jingga untuk Matahari yang sudah disambut hampir 500ribu penggemar
dengan tidak sabar. Sesi tanda tangan pun dibanjiri Esti Kinasih dengan ucapan
selamat serta doa dari penggemarnya, walaupun status novel tersebut berlogo teenlit dan dikhususkan untuk
remaja, kemunculan selama hampir 6 tahun
novel tersebut telah menjelmakan penggemar Esti Kinasih dari yang pelajar
menjadi mahasiswa-mahasiswi pengejar toga, pekerja, bahkan sudah menjadi sosok
ibu rumah tangga. Status yang sudah berubah tetap tidak menyoroti raut bahagia
penggemar tak kala novel Jingga untuk
Matahari sudah berada digenggaman.
“Sebetulnya karena itu tulisannya mbak Esti.
Apapun karyanya, pasti bikin pembacanya melting. Dari segi bahasa, buku Esti
itu detail sekali, dan dari awal, permasalahannya itu deep. Cukup kompleks untuk anak remaja. Mungkin itu penyebab
ibu-ibu rumah tangga macam saya masih bisa nikmatin” ucap Nagita selaku
penggemar setia Esti Kinasih.
Pre-Order
kedua pun disediakan lewat website
bagi pembaca yang tidak bisa hadir, dimulai dari tanggal 19 – 25 Desember 2016
dan hanya tersedia sebanyak 1000 eksemplar. Menariknya, hanya dalam waktu 2
hari, buku Jingga untuk Matahari sudah
habis diburu penggemar. Bagi pembaca yang belum kedapatan, harap bersabar
menantikan novel Jingga untuk Matahari
di toko buku terdekat pada 16 Januari 2017.
Peluncuran
novel Jingga untuk Matahari karya
Esti Kinasih ini benar-benar sukses dan disambut dengan meriah. Antusiasme
pembaca dari berbagai kalangan membuktikan Esti Kinasih sanggup menyatukan
berbagai generasi serta menjadikan novel teenlit
tidak hanya dapat digemari oleh karangan pelajar. Selamat Esti Kinasih atas
buku ketiganya! (Claudia)
|
|
Telah diterbitkan di Buletin Kieran, Desember 2016 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar